Tuesday, December 15, 2009

Krim Vagina Gagal Kurangi Risiko HIV

| |

London, Mikrobisida vagina yang dibuat dalam bentuk krim atau gel gagal mengurangi risiko infeksi HIV terhadap perempuan. Krim PRO 2000 semula diharapkan bisa mengurangi risiko HIV di kawasan Afrika.

Pemakaian krim tersebut telah diujicobakan dalam skala besar terhadap 9.385 perempuan di empat negara Afrika. Krim ini digunakan perempuan Afrika sebelum melakukan hubungan seksual dengan suaminya.

Dari hasil penggunannya, risiko infeksi HIV perempuan yang memakai krim tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan perempuan yang diberikan krim plasebo (tanpa bahan kimia).

Semula diharapkan krim mikrobisida bisa secara efektif membatasi penyebaran HIV karena pemakaian kondom tidak membantu mengurangi infeksi HIV.

Dengan gagalnya manfaat krim vagina ini, maka diperlukan cara baru untuk mengurangi penyebaran HIV khususnya di sub Sahara Afrika yang hampir 60 persen yang terkena infeksi ini adalah perempuan.

Perempuan di wilayah ini sering dipaksa melakukan hubungan seksual yang tidak aman sehingga secara biologis lebih rentan terhadap infeksi HIV daripada laki-laki.

Sebelumnya, dalam ujicoba yang dilakukan dengan skala kecil, menemukan PRO 2000 dapat mengurangi risiko HIV hingga 30 persen. Namun dalam ujicoba skala besar di Afrika hasilnya malah tidak sesuai yang diharapkan.

Studi terbaru yang dilakukan Microbicides Development Programme ditemukan tidak ada keuntungan dari kerjasama 16 peneliti Afrika dan Eropa itu atau dengan kata lain krim vagina gagal menemukan dampak positifnya. Pengujian dalam skala besar yang telah dilakukan itu dianggap cukup untuk menarik kesimpulan bahwa percobaan itu gagal.

Kepala peneliti Dr Sheena McCormack dari Medical Research Council yang mendanai sebagian penelitian ini, mengaku sedih dengan hasil ini.

"Namun kami tahu ini adalah hasil yang penting dan menunjukkan dengan jelas terhadap percobaan skala besar yang dilakukan untuk membuktikan secara definitif apakah suatu produk bekerja," katanya dilansir dari BBC, Selasa (15/12/2009).

Sedangkan Profesor Jonathan Weber dari Imperial College London, yang juga mengambil bagian dari penelitian ini, mengatakan sangat disayangkan mikrobisida ini tidak efektif mencegah infeksi HIV. Tetapi menurutnya, penting bagi ilmuwan untuk terus mencari cara baru mencegah HIV.

"Sekarang kami tahu bahwa mikrobisida bukanlah jawaban, kita bisa berkonsentrasi pada perawatan lain yang lebih memungkinkan," ujarnya.

0 comments:

top

Post a Comment

Google Tool's

Blog Archive

Labels

Blog Tetangga

My Facebook

free counters

Messenger ID