
Jakarta, Buat sebagian besar orang kulit putih memiliki warna kulit kecoklatan menjadi idaman. Tak sedikit orang yang sengaja berjemur sinar matahari agar bisa mendapatkan kulit kuning kecoklatan yang eksotis. Tapi kini orang cukup pergi ke anning Salons jika ingin kulitnya coklat. Tapi sehatkah mengubah warna kulit di Tanning Salons?
Tren mengubah warna kulit menjadi coklat eksotik makin marak. Tak cuma di negara-negara maju di Indonesia pun terutama di Jakarta mulai banyak dijumpai Tanning Salons. Konsumen cukup datang ke Tanning Salon untuk melakukan penyinaran dan warna kulit yang didamba pun didapat.
Orang banyak menginginkan kulit berwarna coklat kekuningan karena kulit seperti ini bisa membuat seseorang terlihat seksi, glamor dan juga kurus. Dalam 30 tahun terakhir ini penyinaran dalam ruangan (indoor tanning) telah menjadi sangat populer.
Sebuah studi yang dilakukan oleh San Diego State University, ditemukan dalam satu hari bisa ditemukan kira-kira 1 juta orang yang melakukan indoor tanning. Meski banyak orang yang melakukannya, bukan berarti hal ini terbebas dari kontroversi. Pada tahun 2009 ini badan kesehatan dunia (WHO) mengklasifikasikan indoor tanning sebaagi kegiatan yang bisa memicu risiko kanker tertentu.
"Hal ini sebenarnya sangat menakutkan, karena banyak petugas salon yang tidak memperhatikan faktor risiko kesehatan kliennya. Misalnya dengan memberikan waktu penyinaran lebih lama atau mengatakan bahwa ini cukup aman untuk dilakukan setiap hari. Ini benar-benar sangat menakutkan," ujar Dr Carolyn Jacob, seorang dermatologi di Chicago, seperti dikutip dari ABCNews, Senin (7/12/2009).
Terlebih banyak orang yang melakukannya saat masih sangat muda. Seperti halnya Amanda Ahrens (22 tahun) yang telah melakukan indoor tanning sejak usia 14 tahun. Namun, pada usia 19 tahun Amanda dinyatakan memiliki melanoma yang merupakan salah satu kanker kulit yang berbahaya.
"Sebelumnya saya sama sekali tidak pernah memikirkannya, saya selalu berpikir bahwa semuanya baik-baik saja dan sepertinya saya sangat kecanduan dengan perasaan aku kelihatan lebih baik," ujar Amanda.
Amanda sebelumnya seringkali melakukan tanning 4-5 kali dalam seminggu. Hingga suatu hari dirinya menemukan sebuah tahi lalat di punggung yang berubah seiring waktu. Saat diperiksakan ke dokter, Amanda mengatakan ia tidak pernah melupakan kata-kata itu yaitu "Kami menemukan melanoma (kanker kulit)".
"Tentu saja ini sangat mengerikan, saya takut mati. Saya harus selalu mengatakan pada diri sendiri bahwa saya masih muda dan pasti bisa melewati masalah ini," ungkapnya.
Saat ini jumlah perempuan muda yang didiagnosis terkena melanoma mengalami peningkatan sebanyak 50 persen dibandingkan 30 tahun lalu. Sinar ultraviolet dalam bentuk apapun itu, jika terpapar secara berlebihan bisa memicu risiko kanker kulit.
0 comments:
Post a Comment